Mengamati karakteristik rekaman Water Bottom merupakan cara yang mudah untuk menentukan polaritas wavelet pada data seismic offshore.
Pembahasan mengenai polaritas wavelet sudah dijelaskan pada Polaritas Normal – Reverse, sedangkan pembahasan fasanya bisa dilihat pada Fasa Nol, Minimum, Maksimum.
Pada pembahasan tersebut terlihat bahwa, untuk membedakan zero phase dan minimum phase adalah: zero phase memiliki puncak main lobe yang dominan yang diapit oleh lembah yang kecil sebagai sidelobes. Sedangkan minimum phase memiliki puncak dan lembah yang nilai amplitudonya hampir sama. Untuk menentukan normal atau reverse, lihatlah skala warna dan bacalah nilai amplitudonya apakah positif atau negatif, yang sangat mudah dilakukan pada software seperti Geoframe atau Petrel.
Pada data seismik onshore, penentuan polaritas wavelet biasanya dilakukan dengan melihat top carbonate atau marker dominan lainnya seperti coal.
Gambar di bawah ini menunjukkan rekaman seismik yang mengilustrasikan Top Salt (TS) dan Top Carbonate (TC), keduanya memiliki pola merah-hitam-merah, jika nilai positif amplitudo ditunjukkan sebagai merah, maka kita katakan bahwa polaritas data tersebut adalah Normal SEG.
Akan tetapi, teknik di atas tersebut masih memiliki peluang kesalahan jika kita mengingat bahwa karena efek Q (atenuasi), polaritas wavelet bisa berubah sejalan dengan bertambahnya kedalaman. Sebagai contoh pada puncak reef bisa diperoleh zero phase, akan tetapi pada flank bisa diperoleh minimum phase, jika overburden memiliki perbedaan nilai Q yang sangat besar.
Untuk menghindari kesalahan tersebut, sebaiknya seorang geophysicist kembali membaca acquisition dan processing report, setidaknya untuk mengetahui sumber gelombang yang digunakan serta tahapan pengolahan datanya. Sebuah survey onshore bisa saja memiliki kombinasi sumber gelombang antara dinamit dan vibroiseis. Dinamit akan memiliki signature sebagai minimum phase, sedangkan vibroseis akan memiliki mix phase. Kita harus mengobservasi, apakah pada tahapan processingnya sudah dilakukan phase equalization? apakah outputnya, minimum phase atau zero phase? Lalu apakah polaritasnya? normal atau reverse? lihatlah gathernya, mungkin first break dari shot gathers bisa memberikan petunjuk polaritas wavelet yang digunakan. Lalu lihatlah tahapan processingnya, apakah sudah diterapkan Q-phase compensation atau belum? (lihat Q migration) Berapa nilai Q yang digunakan? Apakah spatial variant atau tidak?
No comments:
Post a Comment