Untuk lebih mudah memahami tentang Vertical Seismic Resolution, marilah terlebih dahulu kita amati perilaku gelombang seismik untuk model pembajian di bawah ini:
Jika gelombang seismik refleksi melewati medium di atas, maka rekaman refleksinya akan ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
Untuk memudahkan analisis, marilah kita lihat kurva di bawah ini yang mengilustrasikan ketebalan lapisan sesungguhnya terhadap respon amplitudo (dalam hal ini peak amplitude) atau besaran amplitudo sebagai fungsi dari ketebalan model geologi serta Peak-to-Trough Time Separation yakni jarak antara peak dan trough (lihat Amplitudo, peak, dll.).
Modified from Seismic Resolution of Zero-Phase Wavelets, R. S. Kallweit and L. C. Wood, Amoco Houston Division DGTS, January 12, 1977 Terdapat tiga zona yakni A dimana besaran Ketebalan dan Amplitudo Salah, zona B dimana Ketebalan Benar, Amplitudo Salah dan zona C dimana Ketebalan dan Amplitudo Benar. Batas antara zona A dan B disebut dengan Tt atau Tuning Thickness yakni ketebalan minimum yang bisa dilihat oleh gelombang seismik akan tetapi mengalami peningkatan amplitudo (brightening).
Sedikit di bawah Tt disebut dengan Rc yakni Ricker’s Criterion dimana peak waveletnya berbentuk datar. Selain Ricker’s Criterion, dikenal juga istilah lain yakni Rayleigh’s Criterion (lihat gambar di bawah) dimana terdapat mini trough pada peak amplitude. Sedangkan Tr adalah True vertical resolution yakni batas minimal dimana amplitudo dan ketebalannya benar.
From Seismic Resolution of Zero-Phase Wavelets, R. S. Kallweit and L. C. Wood, Amoco Houston Division DGTS, January 12, 1977
Dimana Vint adalah kecepatan interval medium yang bisa dilihat pada data log maupun dari analisis kecepatan setelah koreksi anisotropy, ft adalah tuning frequency, dan fp adalah peak frequency, yakni frekuensi dominan dari spektrum rekaman seismik.
Sedangkan “Bandwidth” Method diformulasikan sbb:
Dimana Vint adalah kecepatan interval medium dan BW adalah lebarnya frekuensi pada amplitudo tertentu (biasanya pada -20dB).
Pada praktiknya, prediksi resolusi vertikal dari data seismik harus memperhatikan berbagai aspek seperti kelas data i.e. full, nears, mids, fars angle stack, karena kandungan frekuensi dari masing-masing kelas data tersebut berbeda. Apakah data seismik masih memiliki multiple? Perlu diingat bahwa kehadiran multiple pada data seismik akan menyebabkan kandungan frekuensi menjadi lebih besar, sebagai contoh jika peak frekuensi data tanpa multiple berkisar sekitar 20Hz sedangkan dengan kehadiran multiple, peak frequency bisa mencapai 40Hz. Hal lain yang harus dilihat adalah efek migrasi, karena pada hakikatnya migrasi akan menyebabkan pulsa gelombang seismik menjadi ter-stretch secara signifikan. Untuk mengkalibrasi efek stretching akibat proses migrasi, maka harus mempertimbangkan formuliasi sbb:Dimana dip adalah kemiringan dari litologi.


No comments:
Post a Comment