Dimana h= offset/2, L = T/2, z adalah kedalaman = V*T/2, x=offset, T=waktu (TWT).
Elliptical impulse response yang merupakan fungsi dari kecepatan, offset dan kedalaman.
Cara yang kedua untuk PSTM adalah dengan melakukan penjumlahan disepanjang diffraction response curve (Kirchhoff Migration). Diffraction response curve dapat dibangun berdasarkan persamaan berikut ini:Dimana T adalah waktu tempuh , z adalah kedalaman, z=V *To/2, h adalah offset/2, y adalah aperture, z kedalaman dan V adalah kecepatan RMS atau Rata-rata, To adalah waktu pada kecepatan V.
Gambar di bawah ini menunjukkan diffraction response curve (kurva merah putus-putus) yang dibangun berdasarkan persamaan di atas. PSTM dengan teknik ini hanyalah penjumlahan disepanjang kurva merah tersebut. Penjumlahan dari sinyal akan saling menguatkan (constructive), sedangkan penjumlahan dari noise akan saling menghilangkan (destructive), sehingga difraksi yang disebabkan oleh titik hijau (tengah) akan dikembalikan seperti keadaan sesungguhnya.
Untuk data seismik 3D, flow yang biasanya digunakan untuk melakukan PSTM adalah sbb: Data dalam CMP gather (biasanya dalam inline order), selanjutnya data disorting menjadi domain common-offset, dengan menggunakan kecepatan PSTM (V-average atau Vrms), Penerapan PSTM dengan dua metodologi di atas, NMO yang dilakukan secara simultan, sorting kembali kedalam CMP order, Residual NMO correction (karena variasi kecepatan lateral yang smooth), Stack.
No comments:
Post a Comment