Gambar 1 : Asumsi dasar metoda Maximum-Likelihood
Hal ini berlawanan dengan dekonvolusi spiking, yang mengasumsikan distribusi random sempurna koefisien refleksi. Reflektivitas real log sonik pada Gambar 1 menunjukkan bahwa model seperti ini bisa dipertanggung jawabkan. Secara geologis, event-event besar tersebut berasosiasi dengan ketidakselarasan dan batas litologi utama.
Dari asumsi-asumsi model tersebut, kita dapat menurunkan fungsi objektif yang dapat diminimalkan untuk menghasilkan reflektivitas yang paling mirip dan kombinasi wavelet yang konsisten dengan asumsi statistika. Perhatikan bahwa metoda ini memberikan estimasi reflektivitas sparse dan wavelet.
Fungsi objektif J diberikan oleh :
dimana r(k) = koefisien refleksi pada sampel ke-k, m = jumlah refleksi, L = jumlah total sampel, N = akar kuadrat variasi bising, n = noise pada sampel ke-k, λ = likelihood bahwa sampel mempunyai sebuah refleksi. Urutan reflektivitas diasumsikan bersifat jarang , berarti sebuah spike yang diharapkan diatur oleh parameter λ yang merupakan rasio dari jumlah spike tidak nol yang diharapkan diatur oleh jumlah sampel trace.
Biasanya λ mempunyai nilai kurang dari 1. Parameter lainnya yang diperlukan untuk mendeskripsi perilaku yang diharapkan adalah R , ukuran RMS spike besar, dan N, ukuran RMS dari noise. Setelah parameter-parameter tersebut dispesifikasi, semua solusi dekonvolusi dapat diuji untuk melihat apakah ia merupakan hasil proses statistika dengan parameter-parameter tersebut.
Gambar 3 : Diagram alir untuk memperoleh reflektivitas dan wavelet, iterasi dilakukan sampai diperoleh konvergenitasProsedur diatas diilustrasikan pada data model (Gambar 4 dan 5) pada Gambar 4 prosedur untuk memperbaharui reflektivitas ditunjukkan. Ia terdiri atasperosedur penambahan koefisien refleksi satu persatu sampai satu set koefisien sparse yang optimum diperoleh. Algoritma untuk memperbaharui reflektivitas ini dikenal dengan nama Single Most Likely Addition (SMLA) karena setiap selesai satu tahapan ia akan mencoba menemukan spike optimum untuk ditambahkan.
Gambar 4 : Algoritma Single Most Likely Addition (SMLA) yang mengilustrasikan model reflekivitas sederhana



No comments:
Post a Comment