Tahap 11:
Jika kita melakukan surange, berikut adalah key yang kita miliki:
Marilah kita lihat kembali 3 file geometri untuk data ini i.e. Line_001.SPS (sumber), Line_001.RPS (receiver), Line_001.XPS (relational).
Jika kita membuka file Line_001.SPS dengan gedit, maka akan diperoleh informasi sbb:
Data ini memiliki point number (shot number) 701, 703, 705, ...1201. Informasi 1V1 bukanlah bagian dari point number (lihat kembali header, COLS dari point number adalah 18-25), dengan gedit informasi posisi baris (Ln) dan kolom (Col) bisa dilihat di pojok kanan bawah. Dari sini kita mengetahui bahwa jumlah sumber (shot) adalah (1201-701)/2+1 = 251 shots. Koreksi statik untuk shot pertama dan seterusnya: -50, -50, -51, dst. Koordinat X shot pertama: 688081.8, koordinat Y shot pertama: 3838302.1, dan elevasi shot pertama: 46.0.
Demikian juga dengan file Line_001.RPS (informasi receiver):
Sedangkan file Line_001.XPS, memuat informasi hubungan sumber penerima:
Point Number (COLS 30-37): 701, 703, ...1201 merupakan penomoran untuk shot pertama, kedua, dst.
From receiver untuk shot 701: 561 (receiver pertama untuk shot 701)
To receiver untuk shot 701:842 (receiver terakhir untuk shot 701)
From Channel : 1 dan To Channel: 282 untuk semua shot adalah sama artinya setiap shot memiliki jumlah trace 282.
Setelah kita memahami konfigurasi file di atas, saya akan membuat sebuah matrix dengan jumlah kolom 10 i.e. [sx,xy,selev,sstat,gx,gy,gelev,gstat,cdp,offset] dengan jumlah baris sebanyak jumlah trace yang saya miliki (70782).
Dengan menggunakan gedit copy-lah kode berikut, save, lalu beri nama geom
#!/bin/sh
# skip header dengan (NR>20), remove 1V1
# ekstrak source number (col2), sx (col8),sy (col9), selev (col10),sstat (col3)
awk ' gsub(/1V1/,"") {if (NR > 20) {print $2,$8, $9, $10,$3 }}' Line_001.SPS > sps.txt
# skip header dengan (NR>20), remove 1G1
# ekstrak receiver number (col2), gx (col8),gy (col9), gelev (col10),gstat (col3)
awk ' gsub(/1G1/,"") {if (NR > 20) {print $2,$8, $9, $10,$3 }}' Line_001.RPS > rps.txt
Pada terminal linux ketik sh geom
Lalu dengan gedit copy-lah kode berikut, save, lalu beri nama geomoctave.m
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
clear; clc
load sps.txt
load rps.txt
% Ingat no of shots: 251,no of receiver in each shot: 282,total number of traces is 251*282=70782
%%%menyusun matrix sps untuk seluruh trace (70782)%%%%%%
for i=1:251
sps_for_traces_in_each_shot{i}=repmat(sps(i,:),282,1);
end
sps_all_traces=cell2mat(sps_for_traces_in_each_shot');
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
%%%menyusun matrix rps untuk seluruh trace (70782)%%%%%%
for i=1:251
rps_for_traces_in_each_shot{i}=rps([(i*2)-1:281+(i*2)-1]',:);
end
rps_all_traces=cell2mat(rps_for_traces_in_each_shot');
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
%%%% menghitung offset
sx=sps_all_traces(:,2);
sy=sps_all_traces(:,3);
selev=sps_all_traces(:,4);
sstat=sps_all_traces(:,5);
gx=rps_all_traces(:,2);
gy=rps_all_traces(:,3);
gelev=rps_all_traces(:,4);
gstat=rps_all_traces(:,5);
ox=gx-sx;
oy=gy-sy;
offset=sqrt(ox.^2+oy.^2);
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
%%%menghitung cdp untuk masing-masing trace
%%%dikarenakan interval geophone 25m dan interval sumber 50m, maka:
%%%cdp untuk shot pertama adalah 1 s/d 282
%%%cdp untuk shot kedua adalah 5 s/d 286
%%%cdp untuk shot ketiga adalah 9 s/d 290 dst....(lihat ilustrasi stacking diagram dibawah untuk memahaminya)
for i=1:251
cdp_each_shot{i}=[(4*i-3):281+(4*i-3)]';
end
cdp_all_traces=cell2mat(cdp_each_shot');
geom_header=[sx,sy,selev,sstat,gx,gy,gelev,gstat,cdp_all_traces,offset];
save -ascii geom_header.txt geom_header
%%%%plot koordinat sumber dan penerima
plot(sx,sy,'r*'); hold on
plot(gx,gy,'b^')
%%%%akhir dari kode
Pada terminal octave ketik geomoctave untuk mengeksekusi kode di atas sehingga kita akan memiliki matriks geom_header.txt dan plot koordinat sumber dan penerima.
Keluarlah dari octave dengan menekan ctrl+z
Gambar dibawah ini adalah ilustrasi stacking chart untuk interval sumber 2X interval receiver. Perhatikan CDP yang pertama untuk shot kedua terletak pada CDP ke 5 dari shot pertama, CDP yang pertama untuk shot ketiga terletak pada CDP ke 9 untuk shot kedua, dst.
courtesy freeusp.org
Selanjutnya, ubahlah format dari geom_header.txt menjadi binary dengan mengetikkan:
a2b < geom_header.txt n1=10 > geom_header.bin
a2b adalah perintah untuk mengubah format ascii ke binary, n1=10 adalah jumlah kolom dalam matriks geom_header.txt
Check-lah dengan mengetikkan ls -l, lihat jika ukuran file geom_header.bin adalah 2831280 byte atau 4*10(kolom)*70782(jumlah baris = jumlah trace).
Setelah itu anda siap untuk menuliskan geom_header.bin ke dalam trace header dari data anda dengan perintah di bawah ini (buat dalam satu baris):
sushw < Line_001_kill_vibro_agc_d2_fk_flt_decon.su infile=geom_header.bin key=sx,sy,selev,sstat,gx,gy,gelev,gstat,cdp,offset > Line_001_kill_vibro_agc_d2_fk_flt_decon_geom.su
Dengan perintah
surange < Line_001_kill_vibro_agc_d2_fk_flt_decon_geom.su
Untuk keperluan sorting dari shot gather ke CMP gather, dua informasi penting yang harus dimiliki adalah cdp dan offset.
Data ini memiliki cdp: 1 1282 (1 - 1282), jika angka yang berada di luar kurung sama dengan yang berada di dalam kurung maka penomoran cdp data ini benar, sedangkan jika kita lihat nilai offset: 12 3525 (3518 - 3509), rentang angkanya berbeda. Hal ini terjadi karena angka offset yang exact sangat sulit diperoleh akibat medan akuisi (lihat plot x-y coordinate sebelumnya). Oleh mengantisipasi hal ini, saya akan melakukan 'regularisasi' offset.
Kita mengetahui dari shot gather bahwa geometri akuisisi data tersebut adalah split-spread dengan interval geophone = 25m dan jarak dari sumber ke geophone pertama=25m.
Ketik gedit copy, paste kode di bawah ini dan save dengan nama regoff.m
clear; clc
%%%offset regularization...
right=[25:25:3525]';
left=[-3525:25:-25]';
offset_each_shot=[left;right];
offset_all_shot=repmat(offset_each_shot,251,1);
%%%mengganti offset pada geom_header.txt dengan offset yang baru
load geom_header.txt
geom_header_reg_offset=[geom_header(:,[1:9]),offset_all_shot];
save -ascii geom_header_reg_offset.txt geom_header_reg_offset
%%%%%
Ketik octave, lalu pada terminal octave ketik regoff
Keluar dari octave dengan ctrl+z, lalu pada terminal linux ketik:
a2b < geom_header_reg_offset.txt n1=10 > geom_header.bin
Ulangi perintah sushw di atas, lalu dengan surange diperoleh:
Dari hasil surange di atas, terlihat bahwa cdp dan offset memiliki nilai yang sama antara di luar kurung dan dalam kurung.
Tahap 12:
susort cdp offset <Line_001_kill_vibro_agc_d2_fk_flt_decon_geom.su > Line_001_kill_vibro_agc_d2_fk_flt_decon_geom_cdp.su
Lalu pilihlah cdp tertentu dan tampilkan:
suwind < Line_001_kill_vibro_agc_d2_fk_flt_decon_geom_cdp.su key=cdp min=1000 max=1002 | suxwigb perc=95
Sehingga diperoleh gambar sbb (klik untuk memperbesar):
Tahap berikutnya
No comments:
Post a Comment