Tahap 9:
Didalam terminal linux, ketiklah gedit & lalu copy, paste dan save kode berikut lalu beri nama filter
#!/bin/sh
#memilih shot dengan ep=80
suwind < Line_001_kill_vibro_agc_d2_fk.su key=ep min=80 max=80 > Line_001_kill_vibro_agc_d2_fk_ep80.su
#menampilkan shot dengan ep=80
suximage < Line_001_kill_vibro_agc_d2_fk_ep80.su perc=80 &
#memilih shot dengan ep=80 dan tracf 100-105
suwind < Line_001_kill_vibro_agc_d2_fk_ep80.su key=tracf min=100 max=105 > Line_001_kill_vibro_agc_d2_fk_ep80_tracf100_105.su
#spectrum untuk shot dengan ep=80 dengan tracf 100-105
suspecfx < Line_001_kill_vibro_agc_d2_fk_ep80_tracf100_105.su | suxwigb &
#melakukan filter untuk shot dengan ep=80
sufilter < Line_001_kill_vibro_agc_d2_fk_ep80.su f=10,15,50,60 > Line_001_kill_vibro_agc_d2_fk_ep80_flt.su
#menampilkan shot yang telah difilter
suximage < Line_001_kill_vibro_agc_d2_fk_ep80_flt.su perc=80 &
#memilih shot yang telah difilter dengan tracf 100-105
suwind < Line_001_kill_vibro_agc_d2_fk_ep80_flt.su key=tracf min=100 max=105 > Line_001_kill_vibro_agc_d2_fk_ep80_flt_tracf100_105.su
#spectrum untuk shot dengan ep=80 dengan tracf 100-105 setelah filter
suspecfx < Line_001_kill_vibro_agc_d2_fk_ep80_flt_tracf100_105.su | suxwigb &
Lalu ketik sh filter sehingga kita memperoleh gambar berikut:
Gambar di bawah ini adalah hasil setelah difilter dengan bandpass filter 10,15,50,60Hz, yang berarti saya hanya meloloskan frekuensi dari 10 sampai 60Hz. Anda mungkin berargumen bahwa pemilihan cut off frekuensi 10Hz sangat membahayakan data seismik yang kita miliki, akan tetapi saya beralasan bahwa untuk kasus data ini, walaupun cut off 10Hz, reflektor yang saya miliki masih bisa terselamatkan (lihat shot gather). Tentu saja sebelumnya saya melakukan test dengan berbagai kombinasi frekuensi dari mulai 3,6,50,60Hz, 4,8,50,60Hz, 5,10,50,60Hz dan seterusnya.
sufilter < Line_001_kill_vibro_agc_d2_fk.su f=10,15,50,60 > Line_001_kill_vibro_agc_d2_fk_flt.su
Pada tahapan ini kita akan menerapkan proses deconvolusi yang bertujuan untuk meningkatkan resolusi temporal dari reflektor serta menekan multiple. Namun sebelum melakukan deconvolusi, saya akan menerapkan autocorrelation terlebih dahulu yang sangat membantu mempelajari perilaku multiple.
Kode di bawah ini adalah kode untuk melakukan test autocorrelation dan deconvolusi. Parameter utama yang harus kita perhatikan adalah minlag dan maxlag, sedangkan ntout adalah jumlah sampel hasil autocorrelasi yang akan dihasilkan. Anda bisa melakukan test dengan pnoise yang berbeda.
#!/bin/sh
minlag=0.02
maxlag=0.1
pnoise=0.001
ntout=120
#memilih data dengan ep=150
suwind < Line_001_kill_vibro_agc_d2_fk_flt.su key=ep min=150 max=150 > Line_001_kill_vibro_agc_d2_fk_flt_ep150.su
#menampilkan data dengan ep=180
suximage < Line_001_kill_vibro_agc_d2_fk_flt_ep150.su perc=80 &
#melakukan autocorrelation dan menampilkan autocorrelation-nya
suacor < Line_001_kill_vibro_agc_d2_fk_flt_ep150.su suacor ntout=$ntout | suximage perc=80 &
#melakukan deconvolusi
supef < Line_001_kill_vibro_agc_d2_fk_flt_ep150.su > Line_001_kill_vibro_agc_d2_fk_flt_ep150_decon.su minlag=$minlag maxlag=$maxlag pnoise=$pnoise
#menampilkan hasil deconvolusi
suximage < Line_001_kill_vibro_agc_d2_fk_flt_ep150_decon.su perc=80 &
#melakukan autocorrelation dari data yang telah di-deconvolusi
suacor < Line_001_kill_vibro_agc_d2_fk_flt_ep150_decon.su suacor ntout=$ntout | suximage perc=80 &
Lalu pada terminal linux ketik sh decon
Gambar di bawah ini adalah hasil deconvolusi serta autocorrelation-nya. Perhatikan bentuk wavelet setelah deconvolusi yang lebih ramping (meningkat resolusi temporal), serta reverberasi yang sudah tereliminasi. Hal ini bisa kita lihat baik pada shot gather walaupun pada autocorrelation.
Tahap berikutnya
No comments:
Post a Comment