Atenuasi dilambangkan dengan Q, dimana 1/Q adalah fraksi dari energi gelombang yang hilang setiap cycle saat gelombang tersebut merambat. Sehingga ‘Q rendah’ berarti lebih teratenuasi dan ‘Q tinggi’ berarti sedikit teratenuasi.
Umumnya, didalam aplikasi seismik eksplorasi, besaran Q diprediksi untuk memberikan kompensasi terhadap amplitudo gelombang seismik yang hilang dalam perambatannya.
Didalam mendeterminasi besaran Q, terdapat beberapa macam metoda. Metoda yang cukup sering digunakan di dalam industri migas adalah metoda rasio spektral, yakni Q merupakan slope (kemiringan) rasio natural logaritmik (ln) spektral ’gelombang dalam’ dengan ’gelombang dangkal’.
Untuk lebih jelasnya perhatikan diagram di bawah ini (klik untuk memperbesar):
Akhir-akhir ini analisis Q mulai dilirik sebagai metoda yang cukup jitu didalam karakterisasi reservoar. Hal ini dilakukan karena Q lebih sensitif terhadap kehadiran gas maupun temperatur daripada sifat kecepatan gelombang seismik.
Contoh dibawah adalah Analisis Q untuk kasus monitoring zona minyak dan gas serta monitoring injeksi karbon dioksida. Apakah anda melihat bahwa gelombang lebih teratenuasi (Q rendah) di sekitar antiklin sebagai perangkap gas?
Courtesy: Clark R., University of Leeds, School of Earth & Environment
2 comments:
Maaf,mw tanya tentang hubungan antara permeabilitas, porositas terhadap atenuasi itu sendiri?
Terimakasih...
Mas Agus,
klo untuk mengenerate Q dari seismic gmn caranya?klo Energi tinggi berarti Q rendah ya?mohon penjelasan dong tentang gradien Q apakah ada korelasi dengan HC?
thx
tigor siagian
Post a Comment