Jika kita kembali menengok persamaan AVO dari Aki dan Richards [1980] di atas, maka terlihat bahwa besaran Amplitudo gelombang seismik (R) merupakan fungsi dari sudut tembak (θ).Dimana besaran A dan B menunjukkan Intercept dan Gradient, sedangkan C menunjukkan curvature atau derajat kelengkungan dari plot kurva AVO.
Secara grafis besaran A dan B diperoleh dengan cara sbb:
Jika top sand direpresentasikan sebagai zero-phase trough (biru), maka kita akan memperoleh sebuah nilai Intercept dan Gradient yang negatif. Jika analisnya dilakukan untuk beberapa gerbang CDP maka kita akan memperoleh kumpulan (cluster) Intercept dan Gradient. Berikut contohnya:
Akan tetapi pada kondisi yang tidak ideal (karena berbagai hal atau outlayer), seperti perbedaan shale content (Vshale), anisotropy, fluid content, dll., pola sebaran Intercept dan Gradient-nya pun akan berubah.
Sebagai contoh: jika low impedance sand pada gambar di atas memiliki shale content 30% dan memiliki derajat anisotropy tertentu, maka pola sebaran A dan B tidak seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas, melainkan akan berputar searah atau berlawanan jarum jam atau akan bergeser ke arah bawah maupun atas.
Untuk memahami efek-efek outlayer di atas terhadap pola penyebaran A dan B, maka berbagai eksperimen dan penelitian pun dilakukan. Tengoklah salah satu penelitian yang dilakukan oleh Castagna et al. (1998), yang menunjukkan efek perbedaan Vp/Vs terhadap pola A dan B. Ingat Vp/Vs berkorelasi dengan baik terhadap Vshale. Semakin kecil Vp/Vs akan semakin sandy, semakin besar Vp/Vs akan semakin shaly.
Courtesy Castagna et al. (1998)Sedangkan efek kehadiran gas akan menggeser nilai A dan B kearah ‘kiri-bawah’ dibandingkan dari nilai backgroundnya (brine sand), seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini:




No comments:
Post a Comment