Saturday, April 11, 2009

Intercept dan Gradient (AVO)

Intercept dan Gradient merupakan istilah yang penting didalam studi AVO (Amplitude Versus Offset).
Jika kita kembali menengok persamaan AVO dari Aki dan Richards [1980] di atas, maka terlihat bahwa besaran Amplitudo gelombang seismik (R) merupakan fungsi dari sudut tembak (θ).

Dimana besaran A dan B menunjukkan Intercept dan Gradient, sedangkan C menunjukkan curvature atau derajat kelengkungan dari plot kurva AVO.

Secara grafis besaran A dan B diperoleh dengan cara sbb:

Modified from Russell (2002)

Pada gambar diatas terlihat bahwa jika kita mem-plot nilai-nilai amplitudo (baik peak-merah maupun trough-biru pada CDP gather) sebagai fungsi dari offset atau sudut tembak sin2θ, maka kita akan memperoleh nilai Intercept A (titik potong antara garis biru atau merah dengan sumbu vertikal) dan Gradient B (kemiringan garis biru atau merah). Titik-titik hitam yang diinterpolasi dengan garis biru dan merah pada gambar b merupakan titik-titik sampel amplitudo dengan offset (sudut) tertentu pada gambar a.

Jika top sand direpresentasikan sebagai zero-phase trough (biru), maka kita akan memperoleh sebuah nilai Intercept dan Gradient yang negatif. Jika analisnya dilakukan untuk beberapa gerbang CDP maka kita akan memperoleh kumpulan (cluster) Intercept dan Gradient. Berikut contohnya:


Courtesy Fugro-Robertson.

Pada kondisi yang ideal, pola sebaran Intercept dan Gradient di atas dapat digunakan untuk menganalisis kelas AVO dari reservoir atau karakter Impedansi Akustik relatif, dengan acuan gambar berikut:

Courtesy petroleumseismology.com

Sebagai contoh: top sand (cluster dengan warna purple) dengan Intercept dan Gradient yang negatif pada gambar sebelumnya merupakan AVO kelas III (dimana Impedansi akustik shale (z1) lebih besar dari sand (z2) atau low impedance sand) karena terletak pada kuadran kiri-bawah (berdasarkan gambar di atas). Garis diagonal hijau pada gambar di atas menunjukkan background pattern (atau pola sebaran A dan B untuk brine-sand).

Akan tetapi pada kondisi yang tidak ideal (karena berbagai hal atau outlayer), seperti perbedaan shale content (Vshale), anisotropy, fluid content, dll., pola sebaran Intercept dan Gradient-nya pun akan berubah.

Sebagai contoh: jika low impedance sand pada gambar di atas memiliki shale content 30% dan memiliki derajat anisotropy tertentu, maka pola sebaran A dan B tidak seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas, melainkan akan berputar searah atau berlawanan jarum jam atau akan bergeser ke arah bawah maupun atas.

Untuk memahami efek-efek outlayer di atas terhadap pola penyebaran A dan B, maka berbagai eksperimen dan penelitian pun dilakukan. Tengoklah salah satu penelitian yang dilakukan oleh Castagna et al. (1998), yang menunjukkan efek perbedaan Vp/Vs terhadap pola A dan B. Ingat Vp/Vs berkorelasi dengan baik terhadap Vshale. Semakin kecil Vp/Vs akan semakin sandy, semakin besar Vp/Vs akan semakin shaly.
Courtesy Castagna et al. (1998)

Pada gambar di atas terlihat bahwa semakin tinggi Vshale (bertambah shale atau increasing Vp/Vs), pola sebaran A dan B akan berputar berlawanan dengan arah jarum jam.

Sedangkan efek kehadiran gas akan menggeser nilai A dan B kearah ‘kiri-bawah’ dibandingkan dari nilai backgroundnya (brine sand), seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
Courtesy Castagna et al. (1998)

No comments: