Tuesday, January 13, 2009

Atribut Tekstur (Texture Attribute)

Analisis tekstur pada data seismik pertama kali diperkenalkan oleh Love dan Simaan (1984) , untuk mengekstrak pola karakter sinyal seismik. Gagasan ini didasarkan adanya hubungan yang kuat antara pola karakter sinyal seismik dengan lingkungan geologi dimana batuan sedimen terendapkan.

Salah satu metoda mutakhir yang digunakan didalam analisis tekstur seismik adalah metoda statistic, yakni GLCM, Gray Level Co-occurrence Matrices (West et al., 2002; Gao, 2003).

Didalam dunia seismik, terdapat beberapa rumusan dari GLCM , diantaranya: energy, entropy, contrast, dan homogeneity.

Energy digunakan untuk mengukur keseragaman tekstur dari suatu objek, meng-highlight geometri dan kemenerusan lapisan. Entropy digunakan untuk mengukur ketidakteraturan atau kompleksitas dari suatu objek. Contrast digunakan untuk mengukur perbedaan dari suatu titik ke titik yang lainnya dalam suatu objek. Homogeneity digunakan untuk mengukur keseragaman dari suatu objek.

Dimana secara matematis dirumuskan sbb:
Courtesy SATINDER CHOPRA and VLADIMIR ALEXEEV, 2006

Pada rumus di atas, P mencerminkan nilai pixel (amplitude) dalam GLCM, i menunjukkan indeks untuk elemen secara lateral (trace ke-i) dan j indeks untuk elemen secara vertikal (sampel waktu ke-j). Gambar di bawah ini menunjukkan contoh 3 karakter seismik (1 untuk kasus strong parallel, continuous, 2 untuk kasus homogen atau no reflection, 3 untuk kasus low-continuous, high amplitude anomaly) dengan masing-masing matriks GLCM-nya. Terlihat untuk kasus 1, distribusi nilai amplitudo pada matriks GLCM memiliki variance yang sangat rendah.
Courtesy SATINDER CHOPRA and VLADIMIR ALEXEEV, 2006

High-amplitude dan continuous reflections umumnya berasosiasi dengan marine shale deposits, yang memiliki nilai energy yang rendah, kontras yang tinggi dan entropy yang rendah. Low-amplitude discontinuous reflections umumnya berasosiasi dengan massive sand atau endapan turbidite dengan energy yang tinggi, contrast yang rendah dan homogeneity yang tinggi. Low-frequency, high-amplitude anomalies, umumnya berasosiasi dengan akumulasi hydrocarbon dengan energy yang tinggi, contrast rendah, dan entropy yang rendah relatif terhadap sedimen tanpa hydrocarbon (Gao, 2003).


Courtesy SATINDER CHOPRA and VLADIMIR ALEXEEV, 2006

Gambar di atas (klik untuk memperbesar) menunjukkan perbandingan antara data seismik konvensional (kiri) dimana kita tidak bisa melihat perbedaan karakter seismik antara sumur gas, minyak dan dry secara jelas, dibandingkan dengan atribut tekstur energy (kanan) yang menunjukkan kantung-kantung energy tinggi yang berasosiasi dengan sumur gas, moderate energy untuk sumur minyak dan low energy untuk dry well.


Reference:
CHOPRA, S. and VLADIMIR ALEXEEV, Applications of texture attribute analysis to 3D seismic data, THE LEADING EDGE, AUGUST, 2006

DENGLIANG GAO ¸Application of seismic texture model regression to seismic facies
characterization and interpretation, THE LEADING EDGE, MARCH , 2008

No comments: