Monday, June 18, 2007

Aliasing

Adalah fenomena bergesernya frekuensi tinggi gelombang seismik menjadi lebih rendah yang diakibatkan pemilihan interval sampling yang terlalu besar (kasar).
Gambar di bawah menunjukkan fenomena aliasing.

Perhatikan jika sampling interval = 2 mili detik atau 4 mili detik spektrum amplitudo gelombang bersangkutan sekitar 80Hz. Akan tetapi jika sampling interval 16 mili detik maka frekuensi menjadi bergeser lebih rendah yaitu sekitar 20Hz.

Sehingga dengan adanya penurunan frekuensi tinggi tersebut akan mengakibatkan kontaminasi frekuensi tinggi terhadap data seismik diluar Nyquist. Untuk mengatasi hal ini 'high-cut' anti alias filter diterapkan di lapangan sebelum konversi analog ke digital.


3 comments:

Anonymous said...

pak Agus,salam kenal,saya mahasiswa geofisika UI,mau belajar banyak ttg seismik
kalo pengaruh Aliasing apa ya pak?

Agus Abdullah, PhD said...

Setahu saya, pengaruh aliasing pada data seismik dapat merusak kualitas bahkan dapat menghasilkan artifact yang menyesatkan, seperti pada kasus lapisan yang sangat miring, aliasing dapat menghasilkan efek dipping yang semu. Secara spasial, aliasing dapat menyisakan artifact (noise) setelah proses migrasi atau dikenal dengan migration artifact.

Adrian Oktavinta said...

Efek aliasing terjadi karena frekuansi sinyal maksimum fmax lebih besar dari ½ frekuensi sampel fs. untukmenghindari efek aliasing maka frekuensi sampel fs harus dua kali lebih besar daripada frekuensi sinyal maksimum fmax. Apabila efek aliasing terjadi maka kita tidak dapat mengetahui frekuensi sinyal yang sebenarnya.

Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat di link ini:
http://duniaseismik.blogspot.com/2008/07/analog-to-digital-converter-adc.html